Senin, 21 Januari 2013

Biografi Irjen Pol Firman Gani yang Juga Tokoh Lampung


Inspektur  Jenderal Firman Gani, Kasespim (Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan) Kepolisian RI, meninggalkan kebun kenangan di mana pun dia pernah ditempatkan. Firman lahir di Bandung 30 Desember 1952, lulusan Akademi Kepolisian 1974. Sebelum jadi "kepala sekolah" dan kapolda Metro Jaya, pria berdarah Lampung-Makassar ini menjabat kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur (2003).

Awal kariernya dimulai 1975, sebagai komandan Peleton Brigade Mobil. Dua tahun kemudian menjabat komandan Kompi Brimob Polda Metro Jaya (7 tahun) sebelum diangkat menjadi komandan Satuan Brimob Polda Kalimantan Barat. Dia lalu ke Ujungpandang, 1986. Setahun berikutnya menjadi kepala Kepolisian Resor Majene.

Firman Gani pernah sekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1985) dan Sekolah Staf Komando Angkatan Udara AU (1992). Dia lulus belajar di Lembaga Ketahanan Nasional 2002.

Polisi yang aktif berbahasa Inggris dan Jerman ini juga kenyang pendidikan kepolisian di luar negeri: Kursus lalu lintas di Swedia, kursus Brimob negara ASEAN, dan kursus PTU di Inggris.

Setelah matang memegang beberapa komando di kepolisian daerah, Firman Gani pernah menjadi "ring satu" petinggi negeri ini: Ajudan Wakil Presiden B.J Habibie dan "diboyong" saat Habibie menjadi presiden.
Sebelumnya, (2000), Firman pernah menjabat kapolda Maluku dan kapolda Sulawesi Selatan (2001).

Selama karier di kepolisian ia juga sempat memperoleh penghargaan Satyalancana Kesetiaan 24 tahun dan Bintang Bhayangkara Nararya.

Di Choldin Ismail Balau, Firman Gani masih kental dengan adat Lampung. Ketika putrinya menikah, Firman menggelar upacara adat di Lampung.

"Firman juga suka dengan masakan Lampung, terutama seruit. Dia pun fasih berbahasa Lampung," kata Choldin, sepupu Firman Gani di Bandar Lampung, medio Juli lalu kepada Lampung Post.

Dalam pergaulan dengan keluarga di Lampung, Firman memanggil saudara-saudaranya dengan sebutan Lampung semisal kiyai atau kanjeng. Di Marga Balau, anak kelima dari sembilan bersaudara pasangan Harun Gani-Siti Rohani ini bergelar Sutan Pengiran. Ini membuktikan Firman masih memegang tata pergaulan Lampung.

Firman juga masih sering silaturahmi dengan keluarga di Lampung, minimal sekali dalam satu tahun. Rumah ayah Firman terletak di Jalan Hayam Wuruk, Kedamaian, Tanjungkarang Timur.

Firman juga memiliki rumah di Kedamaian, tidak jauh dari rumah ayahnya, Letkol Harun Gani. Rumah itu bernama Lamban Sai Ragah. Rumah Ayah Firman saat ini dihuni ibu tirinya.

Firman, kata Choldin, masih sering membagi-bagikan uang adat. Dia juga memberikan infak ke masjid dan orang-orang miskin di Kedamaian. Dengan anak-anaknya, Firman masih mempertahankan komunikasi dalam bahasa Lampung.





BIODATA

Nama: Irjen Pol. Drs. H.M. Firman Gani (Sutan Pengiran)
Tempat, tanggal lahir: Bandung, 30 Desember 1952
Ayah: Letkol TNI AD H. Harun Gani (Sutan Harun)
Ibu: Hj. Siti Rohani
Istri: Hj. Fifi Syaarifah
Anak
- Widya Suranisa, S.E. (1979)
- Rahma Triadliana, S.H. (1981)
- Akp Alrasyidin Fajri Gani (1985)

Pendidikan Kepolisian dan Karier
- Akademi Kepolisian 1974
- Kepala Kepolisian Resor Majene, Sulawesi Selatan
- Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1985)
- Sekolah Staf Komando Angkatan Udara AU (1992)
- Lembaga Ketahanan Nasional 2002
- Kapolda Jawa Timur (2003)
- Kapolda Metro Jaya
- Kasespim Polri

Selamat Jalan Irjen Pol (Purn) Firman Gani



  
Metrotvnews.com, Jakarta: Salah satu putra terbaik Kepolisian pergi dari alam fana. Dialah mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol (Purn) Firman Gani, yang meninggal di usianya yang ke-61, Sabtu (19/1) Pukul 10.00 WIB, akibat sakit stroke di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. Setelah disemayamkan di rumah duka, almarhum dikabarkan akan dikebumikan di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.

"Intinya kami dari Mabes Polri menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya almarhum Pak Firman Gani. Beliau jenderal yang energik, terutama dalam mereformasi (Kepolisian)," ucap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Alius, Sabtu (19/1).

Jenderal kelahiran Bandung, 30 Desember 1952, ini memang dikenal sebagai sosok yang besar di era pasca-reformasi. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1974 ini pada saat menjabat Kapolda Metro Jaya (2004-2006) dinilai cukup sukses memberi warna pada wajah Polri yang sebelumnya sering dikaitkan dengan beragam kasus kekerasan. Itu dilakukan lewat semboyan "Tiada Hari Tanpa Teman Baru" dan "Polisi Bersahabat". Program semacam ini ia galakkan terutama dalam rangka mewujudkan civil society.

Dia dielu-elukan sebagai tokoh yang memelopori pendirian tim kontraterorisme yang kemudian tenar dengan sebutan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, pada 26 Agsts 2004. Tim yang mulanya hanya merekrut 75 polisi sebagai anggota ini mulai beraksi melawan teroris di bawah pimpinan oleh AKBP Tito\ Karnavian yang kini menjabat Kapolda Papua.

Suhardi melanjutkan, jasa-jasa Firman itulah yang tak ingin dilupakan kelarga besar Polri. Karenanya, rombongan pejabat pusat Kepolisian pun segera melayat ke rumah duka. "Ini saya sedang bersama Pak Kapolri (Jend Timur Pradopo), Kabaharkam (Kepala Badan Pemeliharaan Kemananan Polri Komjen Oegroseno). Pokoknya lengkap semua (pejabat)," akunya, yang saat di telepon sedang berada di rumah duka.

Terpisah, Kabid Humas Polda Mmetro Jaya Kombes Pol Rikwanto menambahkan, Firman yang meninggal di usia 60 tahun itu meninggal setelah dirawat selama dua hari di RSPP. Setelah dibawa ke rumah duka di Jl Panglima Polim IV Nomor 12, Jakarta Selatan, katanya, jenazahnya Almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan.



Selamat Jalan Jenderal  Semoga diterima disisnya kami akan meneruskan perjuangan mu,Semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.Amin

Kami Segenap Alumni Reguler XXXII Mengucapkan turut Berduka Cita Sedalam-dalamnya semoga Allah Memberikan kekuatan untuk keluarga yang ditinggalkan dan untuk Almarhum diterima disisnya.Amin